Kapita Selekta Fisika SMA 1
Dosen Pengampu : Rinawati Ariesta, M.Pd.
Disusun oleh
1. Anisa Daniyati Prastiwi 09330177
2. Nur Aeni 09330200
3. Esti Alif Masitoh 09330214
4. Zaenal Abidin 09330289
KELAS 5 E
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
IKIP PGRI SEMARANG
2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya, sehingga kami dapat menyusun modul Kapita Selekta Fisika SMA 1. Tak lupa kami sampaikan terima kasih kepada Ibu Rinawati Ariesta,M.Pd. yang telah membimbing dalam penyusunan modul serta orang tua kami yang telah memberikan dorongan secara materiil maupun non materil.
Modul ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Kapita Selekta Fisika SMA 1. Bukan hanya itu, penyusunan modul ini juga memberikan pengalaman kepada kami bagaimana menyusun modul yang baik, yang dapat mendukung proses pembelajaran khususnya pembelajaran fisika.
Modul ini menampilkan materi – materi pokok fisika tentang prinsip kerja alat-alat optik. Di setiap bab terdapat lembar tugas dan latihan soal siswa dengan harapan siswa dapat menguasai pengetahuan, konsep, dan prinsip fisika serta mempunyai keterampilan mengembangkan pengetahuan, konsep, dan sikap percaya diri sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari – hari. Pada akhir modul, kami memberikan tes akhir yang berisi soal – soal pilihan ganda dan uraian.
Kami menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam penyajian modul ini. Kami membutuhkan saran dan masukan dari semua pihak demi perbaikan modul yang selanjutnya. Semoga modul ini dapat memberikan manfaat dalam proses pembelajaran fisika.
Semarang, Oktober 2011
Penyusun
TUJUAN UMUM MODUL:
- Melatih belajar secara mandiri
- Mengatasi keterbatasan waktu tatap muka , ruang dan daya indra
- Meningkatkan motivasi dan gairah belajar serta mengembangkan kemampuan dalam berinteraksi dengan lingkungan dan sumber belajar lain.
- Memungkinkan siswa dapat mengukur atau mengevaluasi sendiri hasil belajarnya.
- untuk mengurangi keragaman kecepatan belajar peserta didik melalui kegiatan belajar mandiri.
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
v Pelajari daftar isi modul
v Baca dan pahamilah tujuan pembelajaran yang ada pada setiap modul.
v Sebelum mengerjakan soal- soal pada materi bahasan ini para siswa harus benar-benar telah memahami pengetahuan prasyarat
v Bacalah dengan cermat masing-masing petunjuk pada setiap item
v Bacalah uraian materi dengan teliti, diskusikan dengan teman anda jika ada masalah yang kurang dimengerti dan apabila kurang jelas catat dan tanyakan pada guru pembimbing saat kegiatan tatap muka.
v Kerjakan soal latihan dengan teliti dan benar bila ada kesulitan dalam menyelesaikan diskusikan dengan teman atau tanyakan pada guru pembimbing bagaimana cara mencari jalan keluarnya.
v Kerjakan soal postes atau tes uji kompetensi disetiap akhir modul dengan baik karena dipakai untuk mengukur ketuntasan. Cocokkan jawaban anda dengan kunci jawaban yang tersedia pada modul dan jika perlu lakukan penghitungan skor hasil belajar anda.
Pada permukaan benda yang rata seperti cermin datar, cahaya dipantulkan membentuk suatu pola yang teratur. Sinar-sinar sejajar yang datang pada permukaan cermin dipantulkan sebagai sinar-sinar sejajar pula. Akibatnya cermin dapat membentuk bayangan benda. Pemantulan semacam ini disebut pemantulan teratur atau pemantulan biasa.
Berbeda dengan benda yang memiliki permukaan rata, pada saat cahaya mengenai suatu permukaan yang tidak rata, maka sinar-sinar sejajar yang datang pada permukaan tersebut dipantulkan tidak sebagai sinar-sinar sejajar. Pemantulan seperti ini disebut pemantulan baur .
Hukum pemantulan cahaya dikemukakan oleh W. Snellius, menurutnya apabila seberkas cahaya mengenai permukaan bidang datar yang rata, maka akan berlaku aturan-aturan sebagai berikut :
1. Sinar datang (sinar jatuh), garis normal, dan sinar pantul terletak pada satu bidang datar.
2. Sudut sinar datang (sinar jatuh) selalu sama dengan sudut sinar pantul (sudut i = sudut r )
Gambar 1.1. Hukum Pemantulan
A. Cermin Datar
Pembentukan bayangan oleh cermin datar adalah dibentuk oleh perpotongan perpanjangan dari sinar-sinar pantul. Perhatikan pembentukan bayangan oleh cermin datar berikut :
· Proses pembentukan bayangan :
1. Benda di depan cermin datar.
2. Berlaku hukum pemantulan.
3. Sinar datang pertama (biru muda) melalui ujung benda dan mengenai cermin, akan dipantulkan oleh cermin, sinar pantul diperpanjang putus-putus (biru muda).
4. Sinar datang kedua (merah) melalui ujung benda dan mengenai cermin, akan dipantulkan oleh cermin, sinar pantul diperpanjang putus-putus (merah).
5. Perpotongan perpanjangan sinar pantul pertama dan kedua (biru muda dan merah putus-putus) berpotongan, dan itu merupakan bayangan ujung benda.
6. Sinar ke tiga (kuning) melalui pangkal benda dan mengenai cermin, akan dipantulkan oleh cermin, sinar pantul diperpanjang putus-putus (kuning), merupakan bayangan pangkal benda.
7. Terbentuklah bayangan benda oleh cermin datar.
Sifat bayangan pada cermin datar yaitu semu, sama besar dengan benda, tegak, tertukar sisinya, artinya bagian kanan benda menjadi bagian kirinya dan jarak benda sama dengan jarak bayangan.
Untuk mendapatkan seluruh bayangan benda pada cermin datar, kita harus menggunakan cermin yang panjangnya minimal ½ dari tinggi bendanya.
L = panjang minimal cermin (m)
h = tinggi benda (m)
Agar bayangan dapat terlihat keseluruhan, maka cermin harus diletakkan dari lantai setinggi
H = tinggi cermin dari ujung bawah cermin h = tinggi orang / benda (m)
x = jarak mata ke ujung kepala
Jika dua buah cermin datar diletakkan membentuk sudut α, maka jumlah bayangan yang dibentuk oleh dua cermin datar dari sebuah benda adalah :
n = jumlah bayangan
α = sudut apit kedua cermin datar
B. Cermin Cekung
Hukum pemantulan juga berlaku pada cermin cekung. Terdapat tiga sinar istimewa pada cermin cekung antara lain
1. Sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan melalui titik fokus
2. Sinar datang melalui titik fokus dipantulkan sejajar dengan sumbu utama
3. Sinar datang menuju titik pusat kelengkungan cermin dipantulkan kemAbali melalui titik pusat kelengkungan jug
C. Cermin Cembung
Cermin cembung memiliki sifat divergen, yaitu memencarkan sinar. Berkas sinar sejajar sumbu utama dipantulkan berpencar. Sinar-sinar istimewa pada cermin cembung yaitu
1. Sinar datang yang sejajar dengan sumbu utama dipantulkan seolah-olah berasal dari titik fokus.
2. Sinar datang yang menuju titik fokus dipantulkan sejajar dengan sumbu utama
3. Sinar datang yang menuju pusat kelengkungan dipantulkan melalui lintasan yang sama.
Rumus umum cermin cembung
Rumus-rumus yang berlaku pada cermin cekung berlaku juga untuk cermin cembung.
f = ½ R
Namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada cermin cembung, yaitu:
1. Jarak fokus (f) dan jari-jari (R) pada cermin cembung selalu bertanda negatif
2. Untuk benda nyata di depan cermin cembung, selalu terbentuk bayangan maya, jadi nilai s’ pada cermin cembung bertanda negatif.
Menentukan sifat bayangan dengan metode penomoran ruang.
Menentukan sifat bayangan dengan metode penomoran ruang disebut juga sebagai Dalil Esbach. Esbach membagi-bagi daerah disekitar cermin menjadi ruang, kemudian setiap ruang diberi nomor. Daerah di sekitar cermin lengkung dibagi menjadi 4 ruang, yaitu
1. daerah antara 0 dan F disebut ruang 1
2. daerah antara F dan C disebut ruang 2
3. daerah di sebelah kiri C disebut ruang 3
4. daerah di belakang cermin cekung dan di depan cermin cembung disebut ruang 4
Metode penomoran ruang menurut Dalil Esbach:
1. Jumlah nomor ruang benda (R benda) dengan nomor ruang bayangan (R bayangan) = 5
2. Untuk setiap benda nyata dan tegak, maka:
- Semua bayangan yang terletak di depan cermin adalah nyata dan terbalik
- Semua bayangan yang terletak di belakang cermin adalah maya dan tegak
3. Bila nomor ruang bayangan lebih besar daripada nomor ruang benda, maka bayangan diperbesar, tetapi bila nomor ruang bayangan lebih kecil daripada nomor ruang benda, maka bayangan diperkecil.
Pembiasan cahaya adalah pembelokan arah rambat cahaya saat melewati bidang batas dua medium bening yang berbeda indeks biasnya.
A. Hukum Pembiasan
Misalkan cahaya merambat dari medium 1 dengan kecepatan v1 dan sudut datang i menuju ke medium 2. Saat di medium 2 kecepatan cahaya berubah menjadi v2 dan cahaya dibiaskan dengan sudut bias r seperti diperlihatkan pada Gambar di bawah :
Dari peristiwa tersebut diperoleh bahwa
1. Sinar datang dari medium yang kurang rapat ke medium yang lebih rapat dibiaskan mendekati garis normal
2. Sinar datang dari medium yang lebih rapat ke medium yang kurang rapat dibiaskan menjauhi garis normal
3. Sinar datang yang tegak lurus bidang batas tidak dibiaskan melainkan diteruskan.
Hukum pembiasan ditemukan oleh Willebrord Snell. Hukum Snellius dalam bentuk matematis adalah sebagai berikut
n1 sin θ1 = n2 sin θ2
Indeks bias mutlak suatu bahan atau medium adalah perbandingan kecepatan cahaya di ruang hampa dengan kecepatan cahaya di bahan tersebut.
Kecepatan cahaya di ruang hampa adalah c=3x108 m/s sedangkan kecepatan cahaya di dalam suatu medium selalu lebih kevil daripada ruang hampa. Sehingga indeks bias mutlak suatu medium n≥1.
Indeks bias relatif suatu medium adalah perbandingan indeks bias dari dua medium berbeda.
Dengan
n12 = indeks bias relatif medium 1 terhadap medium 2
n1 = indeks bias mutlak medium 1
n2 = indeks bias mutlak medium 2
v1 = laju cahaya dalam medium 1
v2 = laju cahaya dalam medium 2
A. Pembiasan lensa cembung
Lensa cembung memiliki bagian tengah yang lebih tebal daripada bagian tepinya. Sifat dari lensa ini adalah mengumpulkan sinar sehingga disebut juga lensa konvergen. Lensa cembung adalah lensa yang bagian tengahnya lebih tebal dari bagian tepinya.
Lensa cembung terdiri dari 3 macam yaitu :
1) Lensa bikonveks (cembung ganda) yaitu lensa kedua permukaannya cembung.
2) Lensa plankonveks (cembung datar) yaitu lensa yang permukaannya satu
cembung dan yang lain datar.
3) Lensa konkaf konveks (meniskus cembung/cembung cekung) yaitu lensa yang
permukaannya satu cembung yang lainnya cekung.
Dari gambar di atas terlihat bahwa sinar bias mengumpul ke satu titik fokus di belakang lensa. Berbeda dengan cermin yang hanya memiliki satu titik fokus, lensa memiliki dua titik fokus. Titik fokus yang merupakan titik pertemuan sinar-sinar bias disebut fokus utama disebut juga fokus aktif. Karena pada lensa cembung sinar bias berkumpul di belakang lensa maka letak nya juga di belakang lensa. Sedangkan fokus pasif simetris terhadap . Untuk lensa cembung, letak ini berada di depan lensa
Sinar Istimewa Pada Lensa Cembung
Ada tiga tiga sinar istimewa pada lensa cembung.
1. Sinar sejajar sumbu utama dibiaskan melalui titik fokus F.
2. Sinar melalui F dibiaskan sejajar sumbu utama
3.Sinar melalui pusat optik tidak dibiaskan.
Langkah-langkah pembentukan bayangan pada lensa.
1. Lukis dua buah sinar istimewa (agar lebih sederhana gunakan sinar istimewa pada poin 1 dan 3
2. Sinar selalu datang dari depan lensa dan dibiaskan ke belakang lensa. Perpanjangan sinar-sinar bias ke depan lensa dilukis sebagai garis putus-putus.
3. Perpotongan kedua buah sinar bias yang dilukis pada langkah 1 merupakan letak bayangan. Jika perpotongan didapat dari sinar bias, terjadi bayangan nyata, tetapi jika perpotongan didapat dari perpanjangan sinar bias, bayangan yang dihasilkan adalah maya.
Contoh:
Sifat bayangan pada lensa cembung adalah : Nyata, terbalik, diperbesar.
Lensa cembung mempunyai sifat seperti cermin cekung. Oleh karena itu bayangan yang dibentukpun hampir sama, yaitu :
- Bayangan nyata, terjadi dari perpotongan sinar-sinar bias yang mengumpul. Bayangan nyata pada lensa cembung terjadi jika benda teletak di ruang II dan III.
- Bayangan maya, terjadi dari perpotongan perpanjangan sinar-sinar bias yang divergen (menyebar). Bayangan maya pada lensa cembung terjadi jika benda terletak di ruang.
Seperti halnya pada cermin, pada lensa juga berlaku persamaan:
Dan M = - Untuk lensa cembung dengan memperhatikan tanda sebagai berikut :
- f bernilai positif (+) menunjukkan jarak fokus lensa cembung.
- So bernilai positif (+) menunjukkan bendanya nyata.
- Si bernilai positif (+) menunjukkan bayangannya nyata (berada dibelakang lensa)
- Si bernilai negatif (-) menunjukkan bayangannya maya (berada di depan lensa)
Sedangkan untuk lensa cekung :
- f bernilai negatif (-) menunjukkan jarak fokus lensa cekung.
- So bernilai positif (+) menunjukkan bendanya nyata.
- Si bernilai negatif (-) menunjukkan bayangannya maya (berada di depan lensa).
- Pembiasan Pada Lensa Cekung
Lensa cekung disebut lensa divergen karena dapat memancarkan berkas sinar cahaya yang sejajar sumbu utama dan seolah-olah berasal dari satu titik di depan lensa.
Lensa cekung terdiri dari tiga jenis, yaitu:
(1) lensa bikonkaf atau cekung dua
(2) lensa plankonkaf atau lensa cekung datar
(3) lensa konvekskonkaf atau cekung cembung.
Tiga sinar istimewa pada lensa cekung
1. Sinar datang sejajar sumbu utama lensa dibiaskan seakan-akan berasal dari titik fokus aktif F1 Sinar datang seakan-akan menuju titik fokus pasif F2 dibiaskan sejajar sumbu utama
- Sinar datang melalui titik pusat optik O diteruskan tanpa pembiasan
Sifat bayangan pada pembiasan lensa cekung adalah : maya, tegak, diperkecil.
Melukis pembentukan bayangan pada lensa
Untuk melukis pembentukan bayangan pada lensa tipis cukup menggunakan minimal dua berkas sinar istimewa untuk mendapatkan titik bayangan. Contoh melukis pembentukan bayangan.
Benda AB berada di ruang II lensa cembung
Sifat-sifat bayangan yang terbentuk: Nyata, terbalik, diperbesar |
|
- Benda AB berada di ruang III lensa cembung
Sifat-sifat bayangan yang terbentuk: Nyata, terbalik, diperkecil |
|
- Benda AB berada di ruang I lensa cembung
Sifat-sifat bayangan yang terbentuk: maya, tegak, diperbesar |
|
- Benda AB berada di ruang II lensa cekung
Sifat-sifat bayangan yang terbentuk: Maya, tegak, diperkecil |
|
Persamaan untuk pembiasan lensa cekung
Ket: f = fokus
s = letak benda
s’ = letak bayangan
M = perbesaran bayangan
h = tinggi benda
h’ = tinggi bayangan
Rumus perbesaran pada lensa
f selalu negatif
s’ positif bayangan nyata
s’ negatif bayangan maya
M < 1 bayangan diperkecil
M > 1 bayangan diperbesar
M = 1 bayangan sama besar
Daya Lensa / Kekuatan Lensa
Daya Lensa adalah kekuatan lensa dalam memfokuskan lensa. Daya lensa berkaitan dengan sifat konvergen (mengumpulkan berkas sinar) dan divergen (menyebarkan sinar) suatu lensa. Untuk Lensa positif, semakin kecil jarak fokus, semakin kuat kemampuan lensa itu untuk mengumpulkan berkas sinar. Untuk lensa negatif, semakin kecil jarak fokus semakin kuat kemampuan lensa itu untuk menyebarkan berkas sinar. Oleh karena itu kuat lensa didefinisikan sebagai kebalikan dari jarak fokus, Rumus kekuatan lensa (power lens)
P = dengan satuan = Dioptri Untuk menambah kekuatan lensa kita dapat gunakan lensa gabungan dengan sumbu utama dan bidang batas kedua lensa saling berhimpit satu sama lain. Dari penggabungan lensa ini maka akan didapatkan fokus gabungan atau daya lensa gabungan.
C. PEMBIASAN LENSA PADA KACA PLAN PARALEL DAN PRISMA
kaca plan paralel
Kaca plan paralel atau balok kaca adalah keping kaca tiga dimensi yang kedua sisinya dibuat sejajar
Berdasarkan gambar di atas, cahaya yang mengenai kaca planparalel akan mengalami dua pembiasan, yaitu pembiasan ketika memasuki kaca planparalel dan pembiasan ketika keluar dari kaca plan paralel.
Pada saat sinar memasuki kaca :
Sinar datang ( i ) dari udara (medium renggang) ke kaca (medium rapat) maka akan dibiaskan ( r ) mendekati garis normal ( N ).
Pada saat sinar keluar dari kaca
Sinar datang ( i' ) dari udara (medium renggang) ke kaca (medium rapat) maka akan dibiaskan ( r' ) menjauhi garis normal ( N )
Selain itu, sinar yang keluar dari kaca palnparalel mengalami pergeseran sejauh t dari arah semula, dan besarnya pergeseran arah sinar tersebut memenuhi persamaan berikut :
Keterangan :
d = tebal balok kaca, (cm)
i = sudut datang, (°)
r = sudut bias, (°)
t = pergeseran cahaya, (cm)
b. Prisma
Prisma adalah zat bening yang dibatasi oleh dua bidang datar. Apabila seberkas sinar datang pada salah satu bidang prisma yang kemudian disebut sebagai bidang pembias I, akan dibiaskan mendekati garis normal. Sampai pada bidang pembias II, berkas sinar tersebut akan dibiaskan menjauhi garis normal.
Kita dapatkan persamaan sudut puncak prisma,
β = sudut puncak atau sudut pembias prisma
r1 = sudut bias saat berkas sinar memasuki bidang batas udara-prisma
i2 = sudut datang saat berkas sinar memasuki bidang batas prisma-udara
Secara otomatis persamaan di atas dapat digunakan untuk mencari besarnya i2 bila besar sudut pembias prisma diketahui.
Persamaan sudut deviasi prisma :
Keterangan :
D = sudut deviasi ; i1 = sudut datang pada bidang batas pertama ; r2 = sudut bias pada bidang batas kedua berkas sinar keluar dari prisma ; β = sudut puncak atau sudut pembias prisma
Hasilnya disajikan dalam bentuk grafik hubungan antara sudut deviasi (D) dan sudut datang pertama i1 :
dalam grafik terlihat devisiasi minimum terjadi saat i1 = r2
Persamaan deviasi minimum :
a. Bila sudut pembias lebih dari 15°
Keterangan :
n1 = indeks bias medium ; n2 = indeks bias prisma ; Dm = deviasi minimum ; β = sudut pembias prisma
b. Bila sudut pembias kurang dari 15°
Keterangan
δ = deviasi minimum untuk b = 15° ; n2-1 = indeks bias relatif prisma terhadap medium β = sudut pembias prisma.
1. ALAT OPTIK
Alat optik adalah alat penglihatan manusia, baik alamiah maupun buatan manusia. Alat optik alamiah adalah mata dan alat optik buatan adalah alat bantu penglihatan manusia untuk mengamati bendabenda yang tidak dapat dilihat dengan jelas oleh mata. Yang termasuk alat optik buatan diantaranya: kacamata, kamera, lup atau kaca pembesar, mikroskop, teropong (teleskop), dan proyektor.
2. MATA DAN KACAMATA
A. BagianBagian Mata
Diagram mata manusia ditunjukkan pada gambar berikut:
(1) Kornea yaitu bagian depan mata yang memiliki lengkung lebih tajam dan dilapisi selaput bening.
(2) Aquaeous humor yaitu cairan di belakang kornea yang berfungsi membiaskan cahaya yang masuk ke dalam mata.
(3) Lensa mata atau lensa kristalin yaitu bagian yang berfungsi untuk mengatur pembiasan yang disebabkan oleh cairan di depan lensa. Lensa mata merupakan lensa cembung.
(4) Iris yaitu selaput di depan lensa mata yang membentuk celah lingkaran dan berfungsi memberi warna pada mata.
(5) Pupil yaitu celah lingkaran yang dibentuk oleh iris dan berfungsi untuk mengatur intensitas cahaya yang mengenai mata.
(6) Retina atau selaput jala yaitu bagian yang berfungsi sebagai layar untuk menangkap bayangan nyata, terbalik, dan diperkecil yang dibentuk oleh lensa mata.
(7) Bintik kuning yaitu bagian pada retina yang sangat peka terhadap cahaya. Agar bayangan terlihat jelas, bayangan harus terbentuk di retina tepat di bintik kuning
(8) Saraf optik yaitu saraf yang menghubungkan bintik kuning dengan otak sehingga sinyalsinyal bayangan dari bintik kuning sampai ke otak dan otaklah yang menerjemahkan sehingga bayangan benda menjadi tegak, tidak terbalik seperti yang ditangkap oleh retina.
B. Daya Akomodasi Mata
Daya akomodasi mata adalah kemampuan lensa mata untuk menebal (Cembung) atau menipis (pipih) sesuai dengan jarak benda yang dilihat agar bayangan jatuh tepat di retina. Titik terdekat yang dapat dilihat dengan jelas oleh mata dengan berakomodasi maksimum disebut titik dekat mata atau punctum proximum. Titik terjauh yang dapat dilihat jelas oleh mata dengan mata tidak berakomodasi disebut titik Lensa memipih jauh mata atau punctum remotum
- Cacat Mata atau Aberasi
Mata normal (emetropi) memiliki titik dekat 25 cm dan titik jauh tak berhingga di depan mata. Mata yang jangkauan penglihatannya tidak terletak di antara titik dekat 25 cm dan titik jauh takberhingga disebut cacat mata atau aberasi. Cacat mata ditanggulangi dengan menggunakan kacamata, lensa kontak, atau operasi.
(1) Miopi atau Rabun Jauh
Penderita miopi atau rabun jauh memiliki titik jauh terbatas di depan matanya sehingga tidak dapat melihat bendabenda yang jauh dengan jelas. Bayangan benda yang jauh dari mata miopi jatuh di depan retina. Cacat mata ini disebabkan karena bola mata terlalu cembung ( jarak fokus lensa terlalu pendek )
(2) Hipermetropi atau Rabun Dekat
Penderita hipermetropi atau rabun dekat memiliki titik dekat lebih besar dari 25 cm di depan matanya sehingga tidak dapat melihat bendabenda yang dekat dengan jelas. Bayangan benda yang dekat pada mata hipermetropi jatuh di belakang retina. Hal ini disebabkan karena bola mata terlalu pipih ( jarak fokus lensa terlalu panjang )
Agar bayangannya jatuh tepat pada retina digunakan kacamata berlensa positif atau lensa cembung.
(3) Presbiopi atau Mata Tua
Presbiopi atau mata tua adalah cacat mata akibat berkurangnya daya akomodasi mata pada usia lanjut. Titik dekat mata presbiopi lebih besar dari 25 cm dan titik jauhnya terbatas di depan mata. Penderita presbiopi harus menggunakan kacamata bifokal, yaitu kacamata berfungsi rangkap (untuk melihat dekat dan jauh).
3. KAMERA
Kamera dan mata memiliki kesamaan dalam hal diagram pembentukan bayangan. Bayangan yang dibentuk lensa kamera dijatuhkan pada film (seakanakan retina) yang terletak di antara F, dan 2F. Bayangan yang dihasilkan adalah nyata, terbalik, diperkecil.
Diagram pembentukan bayangan pada kamera dan mata adalah sebagai berikut:
Bagian-bagian dari sebuah kamera adalah sebagai berikut :
(1)Lensa cembung berfungsi untuk membentuk bayangan.
(2)Film berfungsi untuk menangkap bayangan yang dibentuk lensa cembung.
(3)Diafragma yaitu bagian yang membentuk celah untuk mengatur banyaknya intensitas cahaya yang mengenai film.
4. LUP ATAU KACA PEMBESAR
Lup atau kaca pembesar adalah sebuah lensa cembung yang digunakan untuk melihat bendabenda kecil agar tampak lebih besar dan jelas. Pada lup, benda diletakkan di antara O dan F sehingga bayangan yang terbentuk di depan lensa bersifat maya, tegak, diperbesar. Jika bayangan yang dibentuk lup berada di titik dekat mata, mata akan melihatnya dengan berakomodasi maksimum. Sebaliknya, jika mata ingin mengamati benda dengan menggunakan lup dalam keadaaan relaks tanpa akomodasi, benda harus diletakkan tepat di titik fokus lup.
5. MIKROSKOP
6. TEROPONG ( TELESKOP )
Teropong atau teleskop adalah alat optik yang digunakan untuk melihat benda-benda yang sangat jauh agar tampak dekat dan jelas. Ada dua jenis teropong, yaitu teropong bias, yang tersusun atas beberapa lensa, dan teropong pantul, yang tersusun atas beberapa cermin atau gabungan cermin dengan lensa.
a. Teropong Bintang
Teropong bintang termasuk teropong bias, disebut juga teropong astronomi digunakan untuk mengamati benda-benda dilangit seperti bintang, bulan, planet dan benda lainnya. Teropong ini menggunakan dua buah lensa yaitu lensa obyektif lebih besar dari pada jarak fokus lensa okuler.
b. Teropong Prisma
Teropong ini menggunakan cermin cekung besar untuk mengumpulkan cahaya, dan cermin datar dan sebagian dengan lensa cembung ( okuler ) untuk mengamati benda.
7. PROYEKTOR
Adalah alat untuk memperoleh bayangan nyata, diperbesar yang terjadi pada layar. Benda yang diproyeksikan berupa gambar diapositif dan gambar positif yang tidak tembus cahaya. Gambar diapositif adalah gambar positif yang tembus cahaya. misalnya slide, film bioskop, tulisan pada transparasi. Gambar positif adalah gambar yang warnanya sama dengan benda aslinya,misalnya photo. Gambar negatif adalah gambar yang warnanya komplementer dari benda aslinya, misalnya klise.
Ada dua macam proyektor, yaitu :
1. Diaskop, yaitu untuk memproyeksikan gambar diapositif pada layar.
Macam-macam diaskop :
a. Proyektor Slide
Proyektor ini digunakan untuk membentuk bayangan nyata yang diperbesar pada layar dari gambar diapositif (slide). Untuk memperoleh bayangan yang lebih jelas, maka slide diletakkan diantara f dan 2f (diruang 2) dari lensa-proyeksi.
Agar bayangan yang terjadi tegak, maka slide dipasang terbalik. Bagian bagian proyektor slide : Cermin cekung sebagai reflector, Lensa positif (lensa cembung) sebagai kondensor, Lensa positif (lensa cembung) sebagai lensa proyeksi.
b. Proyektor Film
Prinsip kerja proyektor ini samadengan proyektor slide, tetapi penggantian gambarnya dilakukan dengan cepat sehingga bayangan pada layar tampak seolah-olah hidup. Gambar diapositifnya berupa film hasil pemotretan yang berturut-turut. Film diputar dengan kecepatan ±15 menit sampai 25 film Setiap detiknya.
c. Overhdad Proyektor (OHP)
Digunakan untuk bayangan nyata yang diperbesar pada layar dari tulisan atau gambar pada transparasi. Bayangan yang dibentuk sifatnya: nyata, tegak dan diperbesar.
Bagian-bagian OHP :
1. buah cermin datar sebagai refiektor
2. Lensa cembung sebagai lensa kondensor
3. Lensa cembung sebagai lensa proyeksi
Beberapa keuntungan OHP, antara lain:
1. Dapat digunakan diruang yang tidak terlalu gelap
2. Bentuknya praktis, sehingga mudah digunakan dimana-mana
3. Gambar diapositifnya mudah dibuat (berupa tulisan atau gambar pada transparansi)
4. Warna bayangan samadengan warna tulisan atau gambar aslinya
2. Episkop
Alat untuk memperoleh bayangan nyata yang diperbesar pada layar dari gambar-gambar positif (gambar yang tidak tembus cahaya). Gambar positif diletakkan diantara f dan 2f ( diruang II ) dari lensa proyeksi dan terbalik, sehingga diperoleh bayangan nyata, tegak dan diperbesar.
Bagian-bagian episkop, yaitu :
1. Dua buah cermin cekung sebagai reflector
2. Cermin datar untuk memantulkan sinar menuju ke lensa proyeksi
3. Lensa cembung sebagai lensa proyeksi
4. Dua buah lampu proyeksi dengan daya ± 500 watt
Episkop digunakan di ruang yang gelap. Ada kalanya episkop dan diaskop digabung menjadi satu dalam suatu alat yang disebut Epidiaskop.
CONTOH-CONTOH SOAL
MATERI OPTIKA GEOMETRIS
1. Sebuah benda tingginya 2 cm ditempatkan 60 cm di depan cermin cekung yang jari-jari kelengkungan 30 cm.
a. Berapa jarak bayangan ke cermin?
b. Berapa tinggi bayangan yang terbentuk
Jawab
2. Sebuah benda setinggi 1,2 cm diletakkan 2 cm di depan sebuah cermin cembung berjari-jari 8 cm. Tentukanlah letak dan ukuran bayangan yang terbentuk!
Pembahasan :
Pada cermin cembung, jari-jari dan fokus bertanda negatif sehingga
Letak bayangan berada di belakang cermin
Perbesaran bayangannya adalah
Sehingga, ukuran bayangannya adalah
3. Indeks bias air 4/3 dan indeks bias kaca 3/2. Hitunglah (a) indeks bias udara relatif terhadap air dan (b) indeks bias udara terhadap kaca.
Penyelesaian
4. Sebuah lensa bikonveks mempunyai jari-jari kelengkungan 9 cm dan 18 cm. Pada jarak 24 cm ternyata bayangan yang terbentuk nyata pada jarak 24 cm dari lensa. Hitung :
a. Jarak fokus
b. Kekuatan lensa
Jawab:
Dik : Lensa bikonveks
R1 = 9 cm
R2 = 18 cm
S = 24 cm
S1 = 24 cm ( nyata )
Dit : a. f = …. ?
b. P = …. ?
Jawab :
5. Seberkas cahaya datang pada kaca planparalel yang terbuat dari kerona dengan indeks bias 1,52 dan ketebalan 4 cm. Jika sudut datang = 30°. Tentukan besar pergeseran sinar yang masuk ke sinar yang keluar dari kaca planparalel! Penyelesaian
Pertama kita tentukan sudut bias dengan menerapkan hukum snelllius Sin = 1/1,52 x sin 30= 0,33 atau 19,2 Kemudian pergeseran t dihitung dengan
= = 0,79 cm Jadi sinar keluar bergeser sejauh 0,79 cm dari sinar masuk kaca plan paralel
6. Sebuah prisma yang mempunyai sudut pembias = 60 terbuat dari sejenis kaca yang tidak diketahui indeks biasnya. Sinar datang pada salah satu sisi prisma . Dengan memutar posisi prisma , diperoleh deviasi minimum sebesar 40. a. Berapakah indeks bias prisma ?
b. Bila prisma diletakkan di dalam air dengan indeks bias = 4/3, berapakah besar deviasi minimum yang terjadi? Jawab
a. Kita tentukan lebih dahulu sudut datang dengan menggunakan persamaan = 2 Selanjutnya
1 x sin ½ (60 + 40) = sin ½ (60 b. Bila prisma berada di dalam air ( = 4/3) 4/3 sin ½ ( = 1,53 sin 30 Sin ½ ( = ¾ x 1,53 x 0,5 Sin ½ ( = 0,57 atau ½ ( = 35 Jadi di dalam air, deviasi minimum prisma adalah 10
MATERI ALAT OPTIK
1. Seseorang penderita rabun dekat (hipermetropi) mempunyai titik dekat 50 cm. Berapa kuat lensa kaca mata yang harus digunakan agar (a) ia dapat membaca pada jarak normal. (b) Ia dapat melihat dengan jelas benda yang berjarak 30 cm di depan mata.
Penyelesaian :
Diketahui : PP = 50 cm.
Ditanya : P = .... dioptri (kuat lensa)
Jawab:
a. S = 25 cm ( jarak benda normal)
= = f = 50 cm.
jadi P = = 2 dioptri b. S = 30 cm
= = f = 75 cm , jadi P = = 4/3 dioptri 2. Sebuah kamera pin hole digunakan untuk melihat sebuah gedung yang tingginya 15 m. Jika jarak kamera ke gedung 60 m dan panjang kamera 25 cm. Hitunglah tinggi bayangan gedung pada kamera.
Penyelesaian :
Diketahui : h = 15 m, S = 60 m, s’ = 25 cm, 0,25 m
Ditanya : h’ = ….?
Jawab : = → = → h’ = 0,0625 m = 6,25 cm 3. Sebuah lup mempunyai kekuatan 10 dioptri. Hitunglah tinggi bayangan benda, jika Lup tersebut digunakan untuk mengamati benda yang tingginya 50 mm. dengan mata :
a. berakomodasi maksimum b. tidak berakomodasi
Penyelesaian
Diketahui : P = 10 dioptri, h = 50 mm
f = = = 10 cm
Ditanya : h’ = ….?
Jawab : a. berakomodasi maksimum
M = →h’ = M . h M = + 1 M = + 1 =3,5 h’ = M . h = 3,5 . 50 mm = 175 mm
b.tidak berakomodasi
M = →h’ = M . h M = → M = =2,5 h’ = M . h = 2,5 . 50 mm = 125 mm
LEMBAR TUGAS SISWA
1. Sebuah benda berada pada jarak 375 mm dari sebuah cermin cekung ynag mempunyai jarak focus 250 nm. Kemudian benda tersebut bergerak menjauhi cermin sebesar 5 mm. berapakah perpindahan bayangan benda?
2.
dua buah cermin disusun dengan membentuk sudut tumpul 160. Seberkas sinar didatangkan dengan sudut 80 dari arah normalnya. Lukislah sinar-sinar pantul pada cermin tersebut3.
dua buah cermin datar membentuk sudut 45. Sebuah benda terletak di depan kedua cermin tersebut. Tentukan jumlah bayangan yang dibentuk oleh kedua cermin tersebut.4.
Lapisan air berada di atas lapisan karbon disulfida. Diandaikan cahaya datang dari air menuju bidang batas antara air dan karbon disulfide dengan sudut datang 25berapakah sudut biasnya?5.
cahaya di udara datang ke permukaan kaca yang indeks biasnya 1,5 dengan sudut 37 terhadap permukaan kaca. Tentukan sudut antara sinar bias dan permukaan kaca 6. Dua buah lensa positif yang panjang fokusnya masing-masing 15 cm dan 30 cm. jarak kedua lensa 100 cm. sebuah benda diletakkan pada jarak 50 cm dari lensa pertama. Hitung perbesarannya.
7. Sebutkan fungsi atau kegunaan dari alat lup
8. Seseorang penderita miopi memiliki titik jauhnya 100 cm. Berapa kekuatan lensa kaca matanya agar dapat melihat benda yang jauh.
9. Sebutkan ciri-ciri atau bagian-bagian kamera serta fungsinya masing-masing.
10. Sebutkan sifat- sifat bayangan yang terbentuk pada mikroskop!
SOAL LATIHAN
1. Budi mengamati bayangan dirinya pada sebuah cermin datar. Jarak budi terhadap bayangannya adalah 2 m. kemudian budi berpindah mendekati cermin sejauh 0,3 m dari posisi semula. Jarak antara budi dengan bayangannya pad posisi ini adalah….
(jawab: 1,4m)
2. Dua buah cermin datar dipasang berhadapan satu sama lain dan dipisahkan pada jarak 20 cm. diantara kedua cermin diletakkan sebuah benda pada titik 5 cm dari cermin pertama. Tentukan (a) jarak 3 bayangan terdekat dari cermin pertama, dan (b) jarak 3 bayangan terdekat dari cermin kedua .
(jawab : (a) 5 cm, 35 cm dan 45 cm (b) 15 cm, 25 cm, dan 55 cm)
3. pada suatu bidang batas antara 2 medium, yakni kaca dengan indeks bias 1,5 dan air dengan indeks bias 1,33 jatuh seberkas cahaya yang datang dari kaca dengan sudut datang 45 dan dibiaskan masuk ke dalam air. Tentukan besar sudut bias . (jawab : 52,9
4. indeks bias kaca berubah untuk panjang gelombang yang berbeda. Kaa memiliki indeks bias 1,650 untuk cahaya biru dengan panjang gelombang 430 nm, tetapi bila cahaya yang dilewatkan adalah cahaya merah dengan panjang gelombang 680 nm, indeks biasnya menjadi 1,615. Seberkas cahaya yang terdiri dari warna biru dan merah mengenai kaca tersebut dengan sudut datang 45. Tentukan lah sudut antara sinar biru dengan sinar merah di dalam kaca. (jawab : 0,5091
5. seberkas sinar datang dari udara menuju kaca plan paralel yang indeks biasnya dengan sudut datang 45 . Jika tebal kaca adalah cm, tentukanlah pergeseran sinar yang datang ke sinar yang keluar dari plan paralel (jawab : 0,42 cm)
6. Sebuah prisma mempunyai sudut puncak 60 dan terbuat dari kaca yang indeks biasnya 1,50. Seberkas sinar datang pada salah satu bidang sisi dengan sudut datang 30 . Berapakah besar sudut deviasinya ( jawab : 47,16 7. Pada suatu prisma sama sisi yang berada di udara datang seberkas sinar datang dengan sudut 45 dan terjadi deviasi minimum? Tentukanlah besar (a) deviasi minimum tersebut dan (b) indeks bias prisma (jawab : (a) 30 dan (b) 1,41
8. Sebuah lensa konvergen mempunyai jarak focus 10 cm. tentukanlah jarak dan perbesaran bayangan yang terjadi jika benda terletak pada jarak (a) 30 cm, (b) 10 cm
Jawab : (a) s’ = 15 cm, M = 0,5 (b) s’ =
9. Sebuah lensa cekung mempunyai jarak focus 15 cm. sebuah benda yang berada di depan lensa, ternyata membentuk bayangan yang berjarak 10 cm dari lensa. Jika diketahui tinggi bayangan 4 cm, tentukanlah jarak benda dari lensa dan tinggi benda.
Jawab : ( 30 cm, 12 cm)
10. Sebuah lensa cembung memiliki jarak focus 15 cm. dimanakah benda harus diletakkan agar terbentuk (a) bayangan tegak diperbesar 3 kali dan (b) bayangan terbalik diperbesar 3 kali.
Jawab : (a) 10 cm, (b) 20 cm
MATERI ALAT OPTIK
A.Pilihan Ganda
Berilah tanda silang ( x ) pada huruf a, b, c,& d pada jawaban yang paling tepat!
1. Bagian mata yang berfungsi mengatur banyaknya cahaya yang masuk ke mata adalah ...
a. retina c. pupil
b. diafragma d. shutter
2. Kemampuan lensa mata untuk menjadi cembung atau memipih disebut ...
a. daya releksasi
b. daya akomodasi
c. punctum remotum
d. punctum proximum
3. Jika anda menggunakan kamera yang jarak fokus lensanya = f, maka untuk mengambil suatu obyek anda harus berdiri pada jarak ...
a. sama dengan 2f
b. lebih jauh dari 2f
c. lebih dekat dari 2f
d. di antara f dan 2
4. Jika bayangan tetap jatuh pada retina, maka :
1. pandangan menjadi kabur
2. mata normal (emetrop)
3. cacat mata miopi
Yang benar adalah nomor ...
a. 1 c. 2
b. 1 dan 2 d. 2 dan 3
5. Sekelompok siswa ingin mengamati bagian-bagian dari bunga. Agar bagian-bagian bunga tampak lebih besar dan jelas, dapat digunakan ...
a. lup c. episkop
b. teleskop d. mikroskop
6. Untuk memperbesar bayangan pada lup dengan mata tak berakomodasi, benda harus berada pada jarak...
a. tepat dititik fokus
b. dua kali jarak fokus
c. lebih besar titik fokus
d. lebih kecil titik fokus
7. Obyek yang akan diamati dengan menggunakan mikroskop harus ditempatkan di depan lensa obyektif tepat berada ...
a. di ruang I c. di ruang III
b. di ruang II d. Di ruang IV
8. Untuk mengamati benda – benda di angkasa dapat digunakan ...
a. Teropong bintang
b. Teropong panggung
c. Teropong Galileo
d. Teropong prisma
9. Alat yang digunakan pada kapal selam untuk melihat ke permukaan laut adalah ...
a. episkop c. diaskop
b. periskop d. epidiaskop
10. Bayangan akhir yang dibentuk oleh episkop adalah ...
a. maya, tegak dan diperkecil dari benda aslinya
b. maya, terbalik dan diperbesar dari benda aslinya
c. nyata, terbalik dan diperkecil dari benda aslinya
d. nyata, tegak dan diperbesar dari benda aslinya
B.Essay
Jawablah pertanyaan – pertanyaan berikut dengan benar!
1. Bagian mata yang berfungsi menangkap bayangan adalah ...
2. Penderita miopi dapat ditolong dengan kacamata ...
3. Untuk mengamati benda-benda renik digunakan ...
4. Titik dekat mata normal sebesar ...
5. Untuk mengamati bintang di langit digunakan ...
KUNCI JAWABAN SOAL LATIHAN
OPTIK GEOMETRIS
1. 1,4m
2. (a) 5 cm, 35 cm dan 45 cm (b) 15 cm, 25 cm, dan 55 cm)
3. (52,9 4. (0,5091 5. 0,42 cm
6. 47,16 7. (a) 30 dan (b) 1,41 8. (a) s’ = 15 cm, M = 0,5 (b) s’ = 9. ( 30 cm, 12 cm)
10. (a) 10 cm, (b) 20 cm
ALAT OPTIK
A.Pilihan ganda
1. C 6. C
2. B 7. B
3. C 8. A
4. B 9. B
5. D 10. D
B.essay
1. Retina
2. Cekung
3. Mikroskop
4. 25 cm
5. Teropong bintang
TES AKHIR MODUL DAN KUNCI TUGAS / TES
1. Seberkas sinar masuk ke dalam air yang indeks biasnya 4/3 dengan sudut datang ) 30 . Besarnya sudut bias adalah… a. 22,0 b. 20,0 c. 35 d. 45 e. 57 2. sebuah titik cahaya terletak di depan dua cermin datar yang membentuk sudut 60. Pada cermin akan terbentuk bayangan… a. 2 b. 3 c. 4 d. 5 e. 6
3. Sebuah benda diletakkan di depan cermin cekung yang jari-jarinya 12 cm, menghasilkan bayangan nyata diperbesar 1,5 kali. Jarak benda terhadap cermin adalah…
a. 5 cm b. 10 cm c. 15cm d. 20cm e. 25cm
4. Benda di depan cermin cembung akan menghasilkan bayangan ….
a. Nyata, diperkecil
b. Maya, diperbesar
c. Maya, diperkecil
d. Nyata, diperbesar
e. Nyata, sama besar
5. Indeks bias intan air dan intan masing-masing 4/3 dan 5/2. Indeks bias relatif intan terhadap air adalah….
a. 15/8 b. 10/3 c. 8/15 d. 3/10 e. 7/6
6. Berkas sinar datang dari kaca ( n1 = 8/3) jatuh pada permukaan bidang batas kaca-air (n2 = 4/3). Besar sudut kritisnya…
a. 90 b. 60 c. 45 d. 37 e. 30 7. Deviasi minimum berkas sinar pada prisma….
a. Tidak bergantung pada sudut pembias prisma
b. Menjadi kecil bila sudut pembias besar
c. Menjadi besar bila sudut pembias besar
d. Menjadi kecil jika indeks bias bear
e. Tidak bergantung pada indeks bias
8. Prisma di udara mempunyai sudut pembatas 90, sudut deviasi minimumnya 30. Indeks bias prisma adalah… 9. Seberkas cahaya jatuh pada cermin datar dengan sudut datang 40. Cahaya ini akan mengalami pembelokan sebesar dihitung dari arah semula sebesar… a. 20 b. 60 c. 80 d. 90 e. 100 10. Sudut pembias prisma 5.bila indeks bias prisma 1,5 maka deviasi minimumnya…. a. 7,5 b. 3,5 c. 3,0 d. 2,5 e. 2,0 11. Mata dapat melihat sebuah benda, apabila terbentuk bayangan…
a. Nyata, tegak di retina
b. Maya, tegak di retina
c. Nyata, terbalik di diafragma
d. Maya, terbalik di retina
e. Nyata, terbalik di retina
12. Bagian mata yang berfungsi untuk mengatur intensitas cahaya yang masuk ke mata adalah…
a. Kornea b. aqueous humor c. otot siliar d. lensa e. iris
13. Cacat mata yang memerlukan lensa mata silinder adalah….
a. Miopi b. presbiopi c. hipermetropi d. astigmatism e. Katarak
14. Bayangan yang dibentuk pada kamera film adalah…
a. Selalu nyata b. nyata dan terbalik c. selalu tegak
d. maya, terbalik e. selalu maya
15. sebuah lensa berjarak focus 4 cm digunakan sebagai lup. Agar mata melihat tanpa akomodasi, maka letak benda tersebut dari lup adalah…
a. 2 cm b. 6cm c. 3cm d. 8cm e. 4cm
16. mata dan kamera mempunyai beberapa kesamaan. Pasangan yang merupakan kesamaan yang dimaksud adalah…
a. retina dan film
b. kelopak mata dan diafragma
c. retina dan lensa
d. iris dan lensa
e. kornea dan penutup lensa
17. pada sebuah mikroskop, bayangan yang dibentuk lensa obyektif adalah…
a. nyata, tegak, diperbesar
b. maya, tegak, diperkecil
c. maya, tegak, diperbesar
d. nyata, terbalik, diperbesar
e. nyata, tegak, dipekecil
18. fungsi teropong bintang adalah…
a. memperbear bintang yang diamati
b. mendekatkan obyek yang diamati
c. mempertajam bayangan bintang
d. memperedup bayangan bintang
e. memperkecil sudut pandang pengamat
19. beda teroponh bintang dengan teropong bumi …
a. pada objektifnya
b. pada panjangnya
c. lensa pembaliknya
d. pada okulernya
e. susunan lensanya
20. sebuah kamera digunakan untuk memotret benda yng dekat dengan kamera. Penyesuaian yang harus dilakukan jika benda dijauhkan agar tetap memperoleh gambar yang tajam adalah…….
a. lubang diafragam diperbesar
b. lubang diafragma diperkecil
c. shutter kamera diperbesar
d. lensa digeser mendekati film
e. lensa digeser menjauhi film
KUNCI JAWABAN TES AKHIR MODUL
RANGKUMAN SELURUH MODUL
1. Ada dua jenis pemantulan yaitu pemantulan baur dan pemantulan teratur. Pemantulan baur terjadi karena sinar-sinar sejajar yang datang ke suatu permukaan yang tidak rata dipantulkan oleh permukaan itu tidak sebagai sinar-sinar sejajar. Akibatnya kita dapat melihat benda dari berbagai arah.
2. Pemantulan teratur terjadi karena sinar-sinar sejajar yang datang ke suatu permukaan rata dipantulkan oleh permukaan itu dalam arah sejajar pula sehingga membentuk bayangan benda yang hanya dapat dilihat pada arah tertentu saja.
3. Cermin adalah benda yang dapat memantulkan cahaya. Cermin dibedakan atas cermin datar dan cermin lengkung. Cermin lengkung terdiri atas cermin cekung dan cermin cembung. Karena pemantulan, cermin dapat membentuk bayangan
4. Bayangan pada cermin dibedakan atas bayangan nyata dan bayangan maya. Bayangan nyata dibentuk langsung oleh sinar-sinar pantul, sedangkan bayangan maya dibentuk oleh perpanjangan sinar-sinar pantul. Bayangan nyata dapat ditangkap layar, sedangkan bayangan maya dapat dilihat langsung pada cermin
5. Pada cermin datar bayangan selalu bersifat maya, tegak dengan ukuran sama besar dengan bendanya, cermin cembung menghasilkan bayangan maya, tegak dan diperkecil, sedangkan bayangan pada cermin cekung dapat bersifat nyata atau pun maya begitu pun ukuran bayangannya dapat tegak atau terbalik, diperbesar, sama ataupun diperkecil bergantung kedudukannya di depan cermin
6. Persamaan untuk menentukan tinggi minimal cermin datar yang ditegakkan vertikal agar terlihat tinggi seluruh bayangan
L = ½ h
7. Jumlah bayangan yang dibentuk oleh gabungan dua cermin datar
persamaan
n =
8. | 8. Persamaan untuk menyatakan hubungan antara jarak fokus (f) dan jari-jari kelengkungan (R) pada cermin lengkung R = 2 f |
9. | Persamaan untuk menyatakan hubungan antara jarak fokus (f) dan jarak benda (s) serta jarak bayangan (s') pada cermin lengkung |
10. Pembiasan cahaya adalah pembelokan cahaya ketika berkas cahaya melewati bidang batas dua medium yang berbeda indeks biasnya.
11. Indeks bias mutlak suatu bahan adalah perbandingan kecepatan cahaya di ruang hampa dengan kecepatan cahaya di bahan tersebut.
12. Indeks bias relatif merupakan perbandingan indeks bias dua medium berbeda. Indeks bias relatif medium kedua terhadap medium pertama adalah perbandingan indeks bias antara medium kedua dengan indeks bias medium pertama.
13. Pembiasan cahaya menyebabkan pemantulan sempurna.
14. Pada balok kaca, prisma dan lensa, berkas cahaya mengalami dua kali pembiasan. Pembiasan menyebabkan berkas sinar yang masuk pada balok kaca mengalami pergeseran saat keluar dari balok kaca tersebut.
Persamaan pergeseran sinar pada balok kaca
t
15. Pada prisma berkas cahaya mengalami deviasi atau penyimpangan dengan besar sudut deviasi yang bergantung pada sudut datang berkas cahaya dan sudut bias saat berkas cahaya itu keluar dari prisma tersebut.
16. Pembiasan pada permukaan lengkung menyebabkan bayangan tampak lebih besar atau lebih kecil dari yang sesungguhnya.
17. Lensa tipis merupakan salah satu bentuk permukaan lengkung yang memiliki dua bidang batas dengan ketebalan yang diabaikan. Lensa tipis dibedakan berdasarkan kemampuannya mengumpulkan atau menyebarkan berkas sinar yang melewatinya. Dikenal adanya lensa positif (lensa cembung atau lensa konvergen) dan lensa negatif (lensa cekung atau lensa divergen).
Persamaan lensa tipis
P =
18. Bayangan sebuah benda di depan lensa dapat bersifat nyata atau maya, tegak atau terbalik, diperbesar atau diperkecil bergantung posisi benda dan jenis lensanya.
19. Mata
· Mata Emetropi (mata normal) PP = 25 cm ; PR = ¥
· Mata Miopi (mata dekat/rabun jauh) PP = 25 cm ; PR < ¥
· Mata Hipermetropi (rabun dekat) PP > 25 cm ; PR = ¥
· Mata Presbiopi (mata tua) PP > 25 cm ; PR < ¥
20. Kaca mata
· Kaca Mata lensa Negatif (Untuk orang Miopi)
s = ¥ dan s’ = - PR
· Kaca Mata lensa Positif (Untuk orang hipermetropi)
s = 25 cm dan s’ = - PP
21. Lup
· Ditempel dimata : - Tanpa Akomodasi ® M = - Berakomodasi maks ® M = + 1 · .Berjarak d cm dari mata: M = , PP = jarak baca normal, D = -s’ + d ® D = daya akomodasi 22. Mikroskop
· Berakomodasi ® d = s’ob + sok d = jarak lensa obyektif - okuler
· M = Tidak berakomadasi
d = s’ob + fok
M = 23. Teropong Bintang
· Berakomodasi maks d = fob + sok
M = · Tidak berakomodasi d = fob + fok
M =
DAFTAR PUSTAKA
Ruwanto, Bambang.2004.ASAS-ASAS FISIKA IB.Jakarta: Yudhistira